class='home blog'>
  • Posted by : Satrio Blog (logika Hukum) Jumat, 15 Januari 2016

    Terorisme di Indonesia


                      Teror atau Terorisme selalu identik dengan kekerasan. Terorisme adalah puncak aksi kekerasan, terrorism is the apex of violence. Bisa saja kekerasan terjadi tanpa teror, tetapi tidak ada teror tanpa kekerasan. Terorisme tidak sama dengan intimidasi atau sabotase. Sasaran intimidasidan sabotaseumumnya langsung, sedangkan terorisme tidak. Korban tindakan Terorisme seringkali adalah orang yang tidak bersalah. Kaum teroris bermaksud ingin menciptakan sensasi agar masyarakat luas memperhatikan apa yang mereka perjuangkan. Tindakan teror tidaklah sama dengan vandalisme, yang motifnya merusak benda-benda fisik. Teror berbeda pula dengan mafia. Tindakan mafia menekankan omerta, tutup mulut, sebagai sumpah. Omerta merupakan bentuk ekstrem loyalitas dan solidaritas kelompok dalam menghadapi pihak lain, terutama penguasa. Berbeda dengan Yakuzaatau mafia Cosa Nostrayang menekankan kode omerta, kaum teroris modern justru seringkali mengeluarkan pernyataan dan tuntutan. Mereka ingin menarik perhatian masyarakat luas dan memanfaatkan media massa untuk menyuarakan pesan perjuangannya. Namun, belakangan, kaum teroris semakin membutuhkan dana besar dalam kegiatan globalnya, sehingga mereka tidak suka mengklaim tindakannya, agar dapat melakukan upaya mengumpulkan dana bagi kegiatannya.


    Berbicara tentang Terorsime Indonesia Tak luput dari serangan Terorisme , Berikut Aksi teror yang akan penulis paparkan di bawah: 

    1981



    1985

    Bom Candi Borobudur adalah peristiwa pemboman peninggalan bersejarahCandi Borobudur dari zaman Dinasti Syailendra yang terletak di Borobudur,MagelangJawa Tengah pada hari Senin 21 Januari 1985. Peristiwa terorisme ini adalah peristiwa terorisme bermotif "jihad" kedua yang menimpa Indonesia setelah pembajakan pesawat Garuda DC 9 Woyla oleh anggota Komando Jihad pada tahun 1981
    Beberapa ledakan yang cukup dahsyat menghancurkan sembilan stupa pada candi peninggalan Dinasti Syailendra tersebut. Otak peristiwa pemboman ini disebut sebagai "Ibrahim" alias Mohammad Jawad alias "Kresna" yang oleh kepolisian penyidik peristiwa pemboman ini disebut sebagai dalang pengeboman. Walaupun begitu, sosok Mohamad Jawad, otak peristiwa peledakan Candi Borobudur ini masih belum ditemukan dan belum berhasil diringkus oleh kepolisian Indonesia hingga saat ini. 
    Tanggal kejadian peristiwa ini sering dikutip secara salah kaprah oleh pengguna blog di dunia maya sebagai tanggal 15 Januari dari sumber majalahTEMPO

    2000


    2001

    2002

    • Bom Tahun Baru1 Januari 2002. Granat manggis meledak di depan rumah makan ayam Bulungan, Jakarta. Satu orang tewas dan seorang lainnya luka-luka. Di Palu, Sulawesi Tengah, terjadi empat ledakan bom di berbagai gereja. Tidak ada korban jiwa.
    • Bom Bali12 Oktober 2002. Tiga ledakan mengguncang Bali. 202 korban yang mayoritas warga negara Australia tewas dan 300 orang lainnya luka-luka. Saat bersamaan, di ManadoSulawesi Utara, bom rakitan juga meledak di kantor Konjen Filipina, tidak ada korban jiwa.
    • Bom restoran McDonald's, Makassar5 Desember 2002. Bom rakitan yang dibungkus wadah pelat baja meledak di restoran McDonald's Makassar. 3 orang tewas dan 11 luka-luka.

    2003

    Pengeboman Jakarta 2003 (disebut juga Pengeboman JW Marriott 2003) adalah peristiwa ledakan bom di hotel JW Mariott di kawasan Mega Kuningan,JakartaIndonesia pada pukul 12:45 dan 12:55 WIB pada hari Selasa, 5 Agustus 2003. Ledakan itu berasal dari bom mobil bunuh diri dengan menggunakan mobil Toyota Kijang dengan nomor polisi B 7462 ZN yang dikendarai oleh Asmar Latin Sani. Ledakan tersebut menewaskan 12 orang dan mencederai 150 orang. Akibat peristiwa itu, Hotel JW Marriott ditutup selama 5-minggu dan setelah melakukan operasi perlengkapan mulai reopened menyelesaikan renovasi kembali sejak pada tanggal Senin, 8 September 2003.
    Pada 17 Juli 2009 hotel JW Marriott bersama dengan hotel Ritz-Carltonkembali diguncang bom. bom yang terjadi dicurigai sebagai bom bunuh diri.
    LokasiJakartaIndonesia
    TanggalSelasa, 5 Agustus 2003
    12:45 – 12:55 WIB (UTC+07:00)
    TargetHotel JW Mariott di kawasan perkantoran Mega Kuningan,Jakarta SelatanJakarta
    Jenis seranganBom bunuh diri
    Korban tewas12
    Korban luka150
    PelakuDani Dwi Permana dan Nana Ikhwan Maulana (pelaku bom bunuh diri), Noordin M Top (otak pelaku utama), Ibrohim, dan 7 orang lainnya.

    2004

    2005

    • Dua Bom meledak di Ambon pada 21 Maret 2005
    • Bom Tentena28 Mei 2005. 22 orang tewas.
    • Bom Pamulang, Tangerang8 Juni 2005. Bom meledak di halaman rumah Ahli Dewan Pemutus Kebijakan Majelis Mujahidin Indonesia Abu Jibril alias M Iqbal di Pamulang Barat. Tidak ada korban jiwa.
    • Bom Bali1 Oktober 2005. Bom kembali meledak di Bali. Sekurang-kurangnya 22 orang tewas dan 102 lainnya luka-luka akibat ledakan yang terjadi di R.AJA's Bar dan Restaurant, Kuta Square, daerah Pantai Kuta dan di Nyoman Café Jimbaran.
    • Bom Pasar Palu31 Desember 2005. Bom meledak di sebuah pasar di PaluSulawesi Tengah yang menewaskan 8 orang dan melukai sedikitnya 45 orang.[1]

    2009

    2010

    2011

    2012



    2016

    Dan , Yang baru ini adalah Pengeboman Di Pos Polisi Sarinah Yang di usung karena ulah ISIS

    WARTA KOTA, PALMERAH— Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Anton Charliyan menjelaskan kronologi ledakan di sekitar Gedung Sarinah, Jakarta Pusat, Kamis (14/1/2016).
    Korban meningal dalam ledakan di sekitar Gedung Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (14/1/206), tujuh orang.
    "Korban meninggal dalam ledakan di sekitar Sarinah tujuh orang. Rinciannya, lima orang pelaku ledakan, satu orang warga sipil, dan satu orang warga Belanda," ujar Anton dalam keterangan resmi di Mabes Polri.
    Dia menjelaskan, kronologis peristiwa di sekitar Gedung Sarinah, Jakarta Pusat, adalah sebagai berikut:
    1. Tujuh orang meninggal, lima orang tersangka, satu orang sipil, dan satu warga Belanda.
    2. Ledakan bom di sekitar Starbuck adalah ledakan bom bunuh diri.
    3. Di depan Strbuck 2 orang bawa pistol dan menembaki masyarakat.
    4. Pelaku sandera dua orang asing, dibawa ke tempat parkir dan kebetulan pada saat terjadi ledakan pertama di Starbuck itu, karena kita sedang siaga, ada petugas yang ditempatkan di sana. Begitu ada ledakan dan penyanderaan, petugas langsung mengepung. Pelaku membabi buta, menembak warga sipil dan warga Negara asing, yaitu warga Belanda.
    5. Pelaku kemudian melemparkan dua bom lempar, satu petugsa yaitu Karo Ops Polda Metro Jaya dan tim Satgas yang sedang berada di sekitar lokasi langsung bergerak.
    6. Kemudian terjadi baku tembak, dan dua pelaku dilumpuhkan. Dari yang bersangkutan ditemukan bom yang memiliki kekuatan cukup besar,.
    7. Bersamaan dengan itu ada orang naik sepeda motor, masuk ke pos pol Sarinah melakukan ledakan bom bunuh diri.
    Ada polisi di pos polisi yang terluka, saat ini kritis dan mudah-mudahanan selamat. 
    dan Kronologi lain dari pemboman Di sarinah
    Siang yang teratur di ruas jalan Thamrin mendadak buyar ketika sebuah bom meledak di Pos Polisi perempatan Sarinah, tadi siang (14/1). Lalu terjadi baku tembak dan beberapa ledakan bom lagi. Di antaranya di pelataran gerai kopi Starbucks, Menara Cakrawala. Serangan itu terlihat rapi dan disiapkan matang, seperti terungkap dalam kronologi Bom Sarinah berikut ini:

    1. Sekitar pukul 10.55. Seorang lelaki melakukan serangan bom bunuh diri di dalam kedai kopi Starbucks, Menara Cakrawala, di seberang Sarinah. Selang beberapa saat, dua lelaki dengan menggunakan motor juga meledakkan diri di Pos Polisi perempatan Sarinah. Keduanya tewas, satu polisi terluka parah.

    2. Ledakan membuat warga berkerumun di sekitar Pos Polisi.

    3. Selang sekitar lima menit, terdengar suara tembakan dari kerumunan warga. Seorang warga terkapar. Pelakunya salah satu dari dua orang terduga teroris yang berada di antara massa. Posisi mereka agak di belakang kerumunan, di seberang jalan lokasi pos polisi. Salah satu pelaku berkaos hitam memakai tas merah, celana jins biru, dan topi hitam, juga menembak ke arah polisi. Polisi itu jatuh. Fotografer Tempo, Aditia Noviansyah, merekam detik-detik peristiwa ini.
    4.Teroris lainnya menuju ke belakang mobil yang berhenti di tengah jalan. Pelaku ini memakai kaos biru, rompi hitam tas putih, celana hitam, dan topi hitam. Ia kemudian menembak polisi yang datang dari jarak dekat. Teroris ini kemudian bergabung dengan temannya dan masuk ke halaman Menara Cakrawala/Starbucks.

    5. Dua pelaku menembak membabi buta. Mereka juga menembak dan menyandera dua orang di pelataran parkir Starbucks. Mereka melemparkan granat asap ke jalan.

    6. Terjadi baku tembak dengan polisi yang berada di sekitar lokasi. Kedua pelaku tewas, setelah bom yang dibawanya meledak sekitar pukul 11.05.
    Dalam peristiwa ini, 5 pelaku tewas, dua di pos polisi, 3 di sekitar Starbucks. Korban tewas lainnya adalah dua warga sipil (1 WNI, 1 warga Belanda). Sebanyak 24 orang juga terluka. Polisi menemukan 5 bom yang belum meledak.

    Diduga Ledakan Bom di Sarinah Cuma Pengalihan Isu Freeport



    Ledakan bom di Sarinah, Jakarta sungguh mencengangkan. Indonesia terkejut lantaran peristiwa ini terjadi tiba-tiba. Kamis, (14/1/2016) sebuah pos polisi meledak dan menewaskan setidaknya 6 orang. Semua orang berpikir, ini ada kaitannya dengan gerakan ekstremis seperti ISIS. Tapi tak sedikit netizen yang menduga bom Sarinah ini cuma pengalihan isu penawaran saham PT. Freeport. 
    Dilansir dari liputan6.com, Rabu (13/1/2015), PT. Freeport harus melepas sahamnya dan menawarkan kepada perusahaan Indonesia selambat-lambatnya hari ini dan gak ada perpanjangan waktu. Saham mereka harus dilepas sebesar 10,64 persen. Kewajiban ini mengacu pada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 77 Tahun 2014. Dalam aturan tersebut berbunyi, perusahaan tambang yang melakukan kegiatan pertambangan dan terintegrasi dengan pengolahan dan pemurnian maka divestasi sebesar 40 persen. Jika perusahaan tambang asing melakukan kegiatan tambang bawah tanah maka divestasi 30 persen. Jika perusahaan tambang asing melakukan pertambangan saja, maka divestasi 51 persen.

    Indonesia memberikan Freeport divestasi sebanyak 3 tahap. Tahap 1 yakni saham 9,36 persen sudah dimiliki pemerintah. Tahap 2 sebesar 10,64 persen pada hari ini, dan tahap 3 sebesar 10 persen pada 2019 mendatang. Entah memang kebetulan atau bukan, ledakan bom di Sarinah bertepatan dengan divestasi Freeport yang kedua. Mungkinkah ada pihak-pihak yang sengaja mengacaukan isu tersebut? Entahlah, tapi hal ini bisa juga menjadi rujukan bagi badan intelijen untuk menyelidiki kasus ini. Berikut kicauan netizen bernama akun @ferizandra terkait bom Sarinah dan dugaan pengalihan isu Freeport.
    Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Terorisme_di_Indonesia
                    
    http://wartakota.tribunnews.com/2016/01/14/kronologi-bom-bunuh-diri-di-sekitar-sarinah-versi-resmi-polisi
    http://nasional.tempo.co/read/news/2016/01/14/063736179/infografis-kronologis-bom-sarinah-pelaku-teror-terlatih
















    { 1 komentar... read them below or add one }

  • Copyright © - Logika Hukum (Universitas Djuanda)

    Logika Hukum (Universitas Djuanda) - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan